Rasulullah SAW merupakan sosok manusia dengan pribadi yang sangat
agung, yang setiap gerak dan sikapnya penuh kebaikan dan kasih sayang.
Rasulullah SAW adalah manusia yang secara fisik memiliki kesamaan sifat
kemanusiaan seperti manusia lainnya, sama juga seperti manusia yang
hidup pada saat ini. Memerlukan udara untuk bernafas, memerlukan makanan
dan minuman untuk melangsungkan hidup, juga memiliki syahwat dan
kecenderungan terhadap lawan jenis.
Yang membedakan Rasulullah SAW
dengan manusia lainnya adalah keagungan budi pekerti, keindahan ahlak,
serta kelebihan yang Allah SWT berikan sehubungan dengan tugasnya
sebagai nabi dan rasul(mukjizat).
Pada saat Penulis berniat
menulis tentang Rasulullah SAW ini, tiada niat untuk menggurui siapapun
apalagi merasa sudah berakhlak seperti Baginda Rasul, hanya berkeinginan
untuk mengajak dan memotivasi diri sendiri juga orang lain untuk
meneladani sifat dan berakhlak seperti Rasulullah SAW, karena Rasulullah
Muhammad SAW merupakan protitipe manusia dengan sifat-sifat yang
merepresentasikan sifat-sifat Allah SWT.
Jika kita renungkan
lebih dalam, mengapa Allah SWT sampai mengutus Rasulullah SAW, itu
karena kasih sayang-Nya kepada manusia, supaya kita mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT menyayangi kita dengan
memberikan bimbingan kepada umat manusia melalui makhluk dari jenisnya
sendiri(manusia), sehingga tidak alasan bagi kita untuk tidak bisa
mencontohnya.
Sifat dan akhlak Rasulullah SAW begitu sempurna
dan memenuhi semua yang dibutuhkan oleh semua manusia, karena semua
berasal dari Allah SWT yang menciptakan manusia. Ibaratnya seorang
insinyur yang menciptakan robot, dia sangat tahu apa yang dibutuhkan
oleh makhluk ciptaannya. Allah SWT memerintahkan manusia untuk
menyayangi dan mengasihi orang lain, karena sudah fitrahnya setiap
manusia ataupun makhluk lainnya ingin dikasihi dan disayangi. Orang
jahat sekalipun, dia ingin dikasihi orang lain. Oleh karena itu, Allah
SWT mengutus Rasulullah SAW dengan sifatnya yang sangat pemurah,
penyayang dan paling lemah lembut terhadap orang lain.
Setiap
gerak, sikap dan sifat Rasulullah SAW sehari-hari merupakan teladan yang
sangat baik yang dibutuhkan setiap manusia dalam menjalankan hidup
sebaik-baiknya. Suatu sikap hidup yang disukai oleh makhluk-makhluk juga
oleh Sang Pencipta.
Saya akan menyajikan berbagai sikap dan
contoh perilaku Rasulullah SAW yang jika kita amalkan, insya Allah akan
memperbaiki setiap sisi kehidupan kita. Dimulai dari akhlak dalam
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan Pribadi
Akhlak Rasulullah SAW sebagai seorang manusia secara pribadi, dapat
kita contoh dalam kegiatan Beliau sehari-hari, mulai dari cara beliau
tidur, makan, minum, berjalan, tersenyum, berbicara, marah, tertawa,
beribadah pada-Nya, dan lain sebagainya.
1.1 Rasulullah SAW Tidur
Rasulullah SAW biasa tidur di awal malam, dan bangun di sepertiga malam terakhir.
Selain itu, Rasul juga melarang kita untuk menceritakan mimpi yang
jelek, dan bersyukur kepada Allah SWT jika bermimpi indah, serta
diperbolehkan untuk menceritakannya kepada yang lain.
Hikmah:
Kebiasaan bangun di penghujung malam kemudian melaksanakan shalat
malam, memiliki efek positif terhadap tubuh dan pikiran manusia.
Bagaimana tidak, setelah seharian penat bekerja, disibukkan oleh
berbagai kegiatan dan tugas-tugas yang kadang membuat manusia stres,
jiwa manusia memerlukan suatu “refreshing”, penenangan, dan pemulihan
semangat. Dengan bangun di penghujung malam yang hening, di saat
kebanyakan orang sedang terlelap tidur dan terbuai di alam mimpinya,
kita bangun untuk mendekatkan diri pada-Nya, mengingat-Nya(dzikrullah)
dan bermuhasabah(introspeksi diri).
Kebiasaan seperti ini akan
membuat manusia selalu mawas diri dan menyadari akan tugas hidupnya di
dunia, segala tindakannya akan senantiasa terkendali, dan akan selalu
mendapatkan semangat hidup yang positif untuk memaknai sisa hidupnya.
Sedangkan kebiasaan mensyukuri mimpi yang indah serta menceritakannya
kepada yang lain, adalah hal yang baik, karena dengan bersyukur
menyebabkan manusia berpikir positif dan mungkin akan menjadi sugesti
yang baik bagi yang bersangkutan. Sedangkan larangan untuk menceritakan
mimpi yang tidak baik, bertujuan untuk menghindari sugesti yang jelek
yang menyebabkan berkurangnya produktifitas orang yang bersangkutan,
dikarenakan selalu dihantui oleh mimpi jeleknya.
1.2 Rasulullah SAW Makan dan Minum
Rasulullah SAW selalu memulai makan atau minum dengan membaca basmalah,
menggunakan tangan kanan. Beliau juga sangat memperhatikan kehalalan
dan kesederhanaan makanannya. Rasul hanya makan makanan yang dihalalkan
oleh-Nya, sedangkan kesederhanaan yang dimaksud di sini adalah dari segi
jumlahnya, Beliau tidak makan berlebihan; beliau makan di saat lapar
dan berhenti sebelum kenyang.
Hikmah:
Kebiasaan memulai
makan atau minum dengan membaca basmalah, adalah salah satu bentuk
syukur kita atas semua rezeki dan nikmat yang Allah SWT berikan. Menjaga
kehalalan dan kesederhanaan makanan yang kita konsumsi, memiliki efek
yang sangat baik terhadap tubuh, karena makanan yang dihalalkan Allah
SWT sudah pasti memiliki kandungan-kandungan zat yang sangat baik untuk
tubuh manusia, begitupun dalam kesederhanaan jumlah makanan yang masuk
ke tubuh, hal ini juga akan berefek pada kerja organ-organ pencernaan.
1.3 Rasulullah SAW Tersenyum, dan Berbicara
Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat mulia akhlaknya, manis
sikapnya, dan sangat terjaga ucapannya. Beliau selalu tersenyum dan
menyapa siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak berbicara kecuali yang
penuh manfaat, dan menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara
sia-sia. Cara berbicaranya sangat tenang, sehingga ucapannya jelas, dan
tujuannya yang ingin disampaikannya pun bisa dimengerti oleh siapa saja
yang menjadi pendengarnya.
Hikmah:
Sikap yang ramah dan murah
senyum akan membuat orang lain senang, merasa aman, dan jauh dari
perasaan terancam. Dengan demikian, akan menumbuhkan serta menguatkan
tali silaturahmi.
Sedangkan kebiasaan untuk berbicara yang baik
akan menghindarkan manusia dari kecelakaan yang disebabkan oleh
lisannya. Begitu juga dengan cara bicara yang tenang dan jelas, akan
membuat pesan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diterima oleh
orang yang kita maksud.
1.4 Rasulullah SAW Berjalan dan Bergaul
Rasulullah SAW selalu berjalan dengan sikap yang wajar dan optimis,
tidak bersikap sombong atau takabur di hadapan orang yang ditemuinya.
Beliau selalu mendahului untuk menyapa dan mengucapkan salam; jika ada
orang yang menyapa maka beliau akan berpaling dengan seluruh tubuhnya
menghadap orang yang menyapanya. Beliau juga sangat menjaga pandangan
terhadap laki-laki maupun perempuan. Rasul pun melarang berbaurnya
laki-laki dan perempuan di jalanan.
Hikmah:
Sikap yang wajar
dalam berjalan, serta memalingkan wajah dan seluruh badan merupakan
bentuk penghargaan terhadap orang lain, hal ini juga yang akan
menjauhkan manusia dari permusuhan, bahkan sebaliknya akan menumbuhkan
tali silaturahmi atau bahkan menguatkan ikatan yang sudah terjalin.
Kebiasaan menjaga pandangan, akan menyelamatkan manusia dari kecelakaan
yang bermula dari mata yang menyebabkan nafsu syahwat. Begitupun dengan
larangan berbaurnya laki-laki dan perempuan, hal ini akan menjauhkan
dari perbuatan maksiat, memuliakan wanita dari pelecehan dan kejahatan.
2. Akhlak Rasulullah SAW dalam Berkeluarga
2.1 Anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan menikah
Menikah merupakan salah satu sunnah Rasul yang sesuai dengan fitrah
manusia, yaitu memiliki hasrat dan kecenderungan terhadap lawan jenis.
2.2. Rasulullah SAW Memperlakukan Isteri-Isterinya
Beliau adalah seorang suami yang sangat bertanggung jawab, menafkahi
isteri-isterinya, baik lahir maupun batin. Beliau sangat memuliakan
isteri dan anak-anak. Pernah suatu saat, salah seorang isterinya mau
menaiki unta, beliau berjongkok dan memberikan pahanya untuk dijadikan
tumpuan oleh isterinya. Di dalam kisah lain juga disebutkan, bahwa
beliau melindungi wajah salah seorang isterinya dengan kain sorban di
siang hari yang sangat terik. Di dalam rumah pun, beliau tidak pernah
bersikap kasar jika ada hal yang tidak berkenan, beliau memanggil
isteri-isterinya dengan panggilan yang disukai dan senantiasa penuh
kelembutan.
Hikmah:
Dengan menikah, manusia akan memiliki
media yang penyaluran hasrat seksual yang lebih mulia daripada binatang,
sah dan terhormat di hadapan Allah SWT dan manusia lainnya, serta bisa
menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang menghinakan diri dan
keluarganya. Menikah dan berumah tangga juga merupakan sarana
pendewasaan manusia dalam hal berpikir dan bersikap, mereka terkena hak
dan kewajiban satu sama lain untuk saling memahami, saling mengasihi,
mau berkorban satu sama lain, dan saling menjaga amanat yang diembannya.
Menikah merupakan salah satu sarana ibadah yang sangat agung
dan indah. Pantaslah jika Rasul menganjurkan para pemuda untuk menikah
di awal masa mudanya(yang telah akil baligh) untuk menyegerakan menikah,
karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan.
3. Akhlak Rasulullah SAW dalam Bermasyarakat
Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, tangannya ringan
untuk memberi dengan apa yang ada di sisinya. Beliau kadang berhutang,
kemudian membayarnya lebih besar dari hutangnya. Beliau juga membeli
sesuatu tanpa menawar kemudian memberikannya pada penjualnya. Rasul juga
sering menerima hadiah kemudian membalasnya dengan yang lebih banyak
dan lebih baik.
Hikmah:
Kebiasaan memberi atau berkorban
untuk orang lain, akan menjauhkan manusia dari sifat-sifat
tercela(egois, tamak, kikir, dsb). Orang yang pemurah, pengasih akan
senantiasa memikirkan kebaikan untuk orang lain, dan menjauhi hal-hal
yang akan merugikan orang lain, misalnya: penyalah gunaan jabatan untuk
kepentingan pribadinya, korupsi (mengambil hak orang lain).
4. Kepemimpinan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang demokratis, selalu
mengutamakan musyawarah dalam kepemimpinannya. Jika ada pendapat dari
seseorang yang beliau anggap benar, maka beliau akan mengamalkannya.
Sikap Rasul yang demokratis ini merupakan salah satu kunci
keberhasilannya dalam memimpin umat. Beliau sangat bijaksana, tetap
pemaaf dan lemah lembut menyikapi segala perbedaan.
Rasul juga seorang panglima perang yang berani, beliau selalu ada di barisan paling depan pada setiap pertempuran.
Hikmah:
Perbedaan merupakan salah satu fitrah kehidupan, yang terpenting adalah
bagaimana sikap kita dalam menghadapinya. Cara terbaik untuk menyikapi
perbedaan itu adalah dengan bermusyawarah. Jabatan sebagai pemimpin
bukan berarti menghalangi manusia untuk menerima kebenaran dari
siapapun, termasuk dari bawahannya sekalipun.
Sedangkan jiwa
patriotis dari seorang pemimpin bisa menjadi motvasi yang sangat kuat
bagi pengikutnya untuk mencontoh dan melakukan hal yang sama dengan
pemimpinnya. Hal inilah yang akan membuat suatu negara menjadi kuat.
5. Akhlak Rasulullah SAW dalam Perekonomian
Rasulullah SAW adalah salah satu contoh seorang enterpreneur. Di awal
masa remajanya, Beliau telah ikut pamannya berdagang ke negeri Syam.
Akhlak Rasul dalam berdagang dan menjalankan bisnisnya adalah selalu
berusaha memuaskan mitra bisnisnya, senantiasa jujur dan adil. Sehingga
mitra bisnis tidak pernah mengeluh dan kecewa.
Hikmah:
Dengan
memiliki etos kerja yang tinggi, manusia akan terhindar dari kemiskinan
dan kekurangan materi, hal ini karena setiap manusia itu sebenarnya
sudah memiliki jatah rezeki masing-masing, tinggal bagaimana usaha
mereka dalam menjemput rezeki yang sudah disediakan oleh-Nya. Jiwa
enterpreneur/wirausaha membuat manusia tidak menggantungkan nasibnya
pada orang lain. Dia bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, tanpa
meminta kepada orang lain untuk mempekerjakannya. Wirausaha membuat
orang terbiasa untuk memberi, bukan meminta. Akhlak yang baik terhadap
rekan bisnis pun sangatlah penting, karena hal ini akan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan dan melanggengkan kerja sama yang saling
menguntungkan.
Masih banyak contoh akhlak Rasulullah SAW yang harus kita tahu dan kita terapkan dalam kehidupan kita.
Akhir kata, masih banyak kekurangan dan hal-hal yang harus penulis
perbaiki, dan semoga kita sama-sama bisa terus memperbaiki diri. Semoga
tulisan ini bisa menjadi motivator untuk kita semua, memperbaiki diri,
dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil dan dari saat ini, dengan
menjadikan Rasulullah SAW sebagai sosok rujukan. Semoga sisa hidup kita
lebih baik, dan kembali pada-Nya dalam keadaan khusnul khatimah.
Wassalamualaikum Wr.Wb