kategori-akhlak

Sabtu, 13 September 2014

MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW UNTUK KUALITAS HIDUP YANG LEBIH BAIK

Rasulullah SAW merupakan sosok manusia dengan pribadi yang sangat agung, yang setiap gerak dan sikapnya penuh kebaikan dan kasih sayang.
Rasulullah SAW adalah manusia yang secara fisik memiliki kesamaan sifat kemanusiaan seperti manusia lainnya, sama juga seperti manusia yang hidup pada saat ini. Memerlukan udara untuk bernafas, memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidup, juga memiliki syahwat dan kecenderungan terhadap lawan jenis.
Yang membedakan Rasulullah SAW dengan manusia lainnya adalah keagungan budi pekerti, keindahan ahlak, serta kelebihan yang Allah SWT berikan sehubungan dengan tugasnya sebagai nabi dan rasul(mukjizat).
Pada saat Penulis berniat menulis tentang Rasulullah SAW ini, tiada niat untuk menggurui siapapun apalagi merasa sudah berakhlak seperti Baginda Rasul, hanya berkeinginan untuk mengajak dan memotivasi diri sendiri juga orang lain untuk meneladani sifat dan berakhlak seperti Rasulullah SAW, karena Rasulullah Muhammad SAW merupakan protitipe manusia dengan sifat-sifat yang merepresentasikan sifat-sifat Allah SWT.
Jika kita renungkan lebih dalam, mengapa Allah SWT sampai mengutus Rasulullah SAW, itu karena kasih sayang-Nya kepada manusia, supaya kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT menyayangi kita dengan memberikan bimbingan kepada umat manusia melalui makhluk dari jenisnya sendiri(manusia), sehingga tidak alasan bagi kita untuk tidak bisa mencontohnya.
Sifat dan akhlak Rasulullah SAW begitu sempurna dan memenuhi semua yang dibutuhkan oleh semua manusia, karena semua berasal dari Allah SWT yang menciptakan manusia. Ibaratnya seorang insinyur yang menciptakan robot, dia sangat tahu apa yang dibutuhkan oleh makhluk ciptaannya. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyayangi dan mengasihi orang lain, karena sudah fitrahnya setiap manusia ataupun makhluk lainnya ingin dikasihi dan disayangi. Orang jahat sekalipun, dia ingin dikasihi orang lain. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus Rasulullah SAW dengan sifatnya yang sangat pemurah, penyayang dan paling lemah lembut terhadap orang lain.
Setiap gerak, sikap dan sifat Rasulullah SAW sehari-hari merupakan teladan yang sangat baik yang dibutuhkan setiap manusia dalam menjalankan hidup sebaik-baiknya. Suatu sikap hidup yang disukai oleh makhluk-makhluk juga oleh Sang Pencipta.
Saya akan menyajikan berbagai sikap dan contoh perilaku Rasulullah SAW yang jika kita amalkan, insya Allah akan memperbaiki setiap sisi kehidupan kita. Dimulai dari akhlak dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1. Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan Pribadi
Akhlak Rasulullah SAW sebagai seorang manusia secara pribadi, dapat kita contoh dalam kegiatan Beliau sehari-hari, mulai dari cara beliau tidur, makan, minum, berjalan, tersenyum, berbicara, marah, tertawa, beribadah pada-Nya, dan lain sebagainya.
1.1 Rasulullah SAW Tidur
Rasulullah SAW biasa tidur di awal malam, dan bangun di sepertiga malam terakhir.
Selain itu, Rasul juga melarang kita untuk menceritakan mimpi yang jelek, dan bersyukur kepada Allah SWT jika bermimpi indah, serta diperbolehkan untuk menceritakannya kepada yang lain.
Hikmah:
Kebiasaan bangun di penghujung malam kemudian melaksanakan shalat malam, memiliki efek positif terhadap tubuh dan pikiran manusia. Bagaimana tidak, setelah seharian penat bekerja, disibukkan oleh berbagai kegiatan dan tugas-tugas yang kadang membuat manusia stres, jiwa manusia memerlukan suatu “refreshing”, penenangan, dan pemulihan semangat. Dengan bangun di penghujung malam yang hening, di saat kebanyakan orang sedang terlelap tidur dan terbuai di alam mimpinya, kita bangun untuk mendekatkan diri pada-Nya, mengingat-Nya(dzikrullah) dan bermuhasabah(introspeksi diri).
Kebiasaan seperti ini akan membuat manusia selalu mawas diri dan menyadari akan tugas hidupnya di dunia, segala tindakannya akan senantiasa terkendali, dan akan selalu mendapatkan semangat hidup yang positif untuk memaknai sisa hidupnya.
Sedangkan kebiasaan mensyukuri mimpi yang indah serta menceritakannya kepada yang lain, adalah hal yang baik, karena dengan bersyukur menyebabkan manusia berpikir positif dan mungkin akan menjadi sugesti yang baik bagi yang bersangkutan. Sedangkan larangan untuk menceritakan mimpi yang tidak baik, bertujuan untuk menghindari sugesti yang jelek yang menyebabkan berkurangnya produktifitas orang yang bersangkutan, dikarenakan selalu dihantui oleh mimpi jeleknya.
1.2 Rasulullah SAW Makan dan Minum
Rasulullah SAW selalu memulai makan atau minum dengan membaca basmalah, menggunakan tangan kanan. Beliau juga sangat memperhatikan kehalalan dan kesederhanaan makanannya. Rasul hanya makan makanan yang dihalalkan oleh-Nya, sedangkan kesederhanaan yang dimaksud di sini adalah dari segi jumlahnya, Beliau tidak makan berlebihan; beliau makan di saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. 

Hikmah:
Kebiasaan memulai makan atau minum dengan membaca basmalah, adalah salah satu bentuk syukur kita atas semua rezeki dan nikmat yang Allah SWT berikan. Menjaga kehalalan dan kesederhanaan makanan yang kita konsumsi, memiliki efek yang sangat baik terhadap tubuh, karena makanan yang dihalalkan Allah SWT sudah pasti memiliki kandungan-kandungan zat yang sangat baik untuk tubuh manusia, begitupun dalam kesederhanaan jumlah makanan yang masuk ke tubuh, hal ini juga akan berefek pada kerja organ-organ pencernaan.

1.3 Rasulullah SAW Tersenyum, dan Berbicara
Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat mulia akhlaknya, manis sikapnya, dan sangat terjaga ucapannya. Beliau selalu tersenyum dan menyapa siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak berbicara kecuali yang penuh manfaat, dan menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara sia-sia. Cara berbicaranya sangat tenang, sehingga ucapannya jelas, dan tujuannya yang ingin disampaikannya pun bisa dimengerti oleh siapa saja yang menjadi pendengarnya.
Hikmah:
Sikap yang ramah dan murah senyum akan membuat orang lain senang, merasa aman, dan jauh dari perasaan terancam. Dengan demikian, akan menumbuhkan serta menguatkan tali silaturahmi.
Sedangkan kebiasaan untuk berbicara yang baik akan menghindarkan manusia dari kecelakaan yang disebabkan oleh lisannya. Begitu juga dengan cara bicara yang tenang dan jelas, akan membuat pesan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diterima oleh orang yang kita maksud. 

1.4 Rasulullah SAW Berjalan dan Bergaul
Rasulullah SAW selalu berjalan dengan sikap yang wajar dan optimis, tidak bersikap sombong atau takabur di hadapan orang yang ditemuinya. Beliau selalu mendahului untuk menyapa dan mengucapkan salam; jika ada orang yang menyapa maka beliau akan berpaling dengan seluruh tubuhnya menghadap orang yang menyapanya. Beliau juga sangat menjaga pandangan terhadap laki-laki maupun perempuan. Rasul pun melarang berbaurnya laki-laki dan perempuan di jalanan.
Hikmah:
Sikap yang wajar dalam berjalan, serta memalingkan wajah dan seluruh badan merupakan bentuk penghargaan terhadap orang lain, hal ini juga yang akan menjauhkan manusia dari permusuhan, bahkan sebaliknya akan menumbuhkan tali silaturahmi atau bahkan menguatkan ikatan yang sudah terjalin.
Kebiasaan menjaga pandangan, akan menyelamatkan manusia dari kecelakaan yang bermula dari mata yang menyebabkan nafsu syahwat. Begitupun dengan larangan berbaurnya laki-laki dan perempuan, hal ini akan menjauhkan dari perbuatan maksiat, memuliakan wanita dari pelecehan dan kejahatan.

2. Akhlak Rasulullah SAW dalam Berkeluarga
2.1 Anjuran Rasulullah SAW untuk menyegerakan menikah
Menikah merupakan salah satu sunnah Rasul yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu memiliki hasrat dan kecenderungan terhadap lawan jenis. 

2.2. Rasulullah SAW Memperlakukan Isteri-Isterinya
Beliau adalah seorang suami yang sangat bertanggung jawab, menafkahi isteri-isterinya, baik lahir maupun batin. Beliau sangat memuliakan isteri dan anak-anak. Pernah suatu saat, salah seorang isterinya mau menaiki unta, beliau berjongkok dan memberikan pahanya untuk dijadikan tumpuan oleh isterinya. Di dalam kisah lain juga disebutkan, bahwa beliau melindungi wajah salah seorang isterinya dengan kain sorban di siang hari yang sangat terik. Di dalam rumah pun, beliau tidak pernah bersikap kasar jika ada hal yang tidak berkenan, beliau memanggil isteri-isterinya dengan panggilan yang disukai dan senantiasa penuh kelembutan. 

Hikmah:
Dengan menikah, manusia akan memiliki media yang penyaluran hasrat seksual yang lebih mulia daripada binatang, sah dan terhormat di hadapan Allah SWT dan manusia lainnya, serta bisa menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang menghinakan diri dan keluarganya. Menikah dan berumah tangga juga merupakan sarana pendewasaan manusia dalam hal berpikir dan bersikap, mereka terkena hak dan kewajiban satu sama lain untuk saling memahami, saling mengasihi, mau berkorban satu sama lain, dan saling menjaga amanat yang diembannya.
Menikah merupakan salah satu sarana ibadah yang sangat agung dan indah. Pantaslah jika Rasul menganjurkan para pemuda untuk menikah di awal masa mudanya(yang telah akil baligh) untuk menyegerakan menikah, karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. 

3. Akhlak Rasulullah SAW dalam Bermasyarakat
Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, tangannya ringan untuk memberi dengan apa yang ada di sisinya. Beliau kadang berhutang, kemudian membayarnya lebih besar dari hutangnya. Beliau juga membeli sesuatu tanpa menawar kemudian memberikannya pada penjualnya. Rasul juga sering menerima hadiah kemudian membalasnya dengan yang lebih banyak dan lebih baik.
Hikmah:
Kebiasaan memberi atau berkorban untuk orang lain, akan menjauhkan manusia dari sifat-sifat tercela(egois, tamak, kikir, dsb). Orang yang pemurah, pengasih akan senantiasa memikirkan kebaikan untuk orang lain, dan menjauhi hal-hal yang akan merugikan orang lain, misalnya: penyalah gunaan jabatan untuk kepentingan pribadinya, korupsi (mengambil hak orang lain).

4. Kepemimpinan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang demokratis, selalu mengutamakan musyawarah dalam kepemimpinannya. Jika ada pendapat dari seseorang yang beliau anggap benar, maka beliau akan mengamalkannya.
Sikap Rasul yang demokratis ini merupakan salah satu kunci keberhasilannya dalam memimpin umat. Beliau sangat bijaksana, tetap pemaaf dan lemah lembut menyikapi segala perbedaan.
Rasul juga seorang panglima perang yang berani, beliau selalu ada di barisan paling depan pada setiap pertempuran.
Hikmah:
Perbedaan merupakan salah satu fitrah kehidupan, yang terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapinya. Cara terbaik untuk menyikapi perbedaan itu adalah dengan bermusyawarah. Jabatan sebagai pemimpin bukan berarti menghalangi manusia untuk menerima kebenaran dari siapapun, termasuk dari bawahannya sekalipun.
Sedangkan jiwa patriotis dari seorang pemimpin bisa menjadi motvasi yang sangat kuat bagi pengikutnya untuk mencontoh dan melakukan hal yang sama dengan pemimpinnya. Hal inilah yang akan membuat suatu negara menjadi kuat. 

5. Akhlak Rasulullah SAW dalam Perekonomian
Rasulullah SAW adalah salah satu contoh seorang enterpreneur. Di awal masa remajanya, Beliau telah ikut pamannya berdagang ke negeri Syam. Akhlak Rasul dalam berdagang dan menjalankan bisnisnya adalah selalu berusaha memuaskan mitra bisnisnya, senantiasa jujur dan adil. Sehingga mitra bisnis tidak pernah mengeluh dan kecewa.
Hikmah:
Dengan memiliki etos kerja yang tinggi, manusia akan terhindar dari kemiskinan dan kekurangan materi, hal ini karena setiap manusia itu sebenarnya sudah memiliki jatah rezeki masing-masing, tinggal bagaimana usaha mereka dalam menjemput rezeki yang sudah disediakan oleh-Nya. Jiwa enterpreneur/wirausaha membuat manusia tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain. Dia bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, tanpa meminta kepada orang lain untuk mempekerjakannya. Wirausaha membuat orang terbiasa untuk memberi, bukan meminta. Akhlak yang baik terhadap rekan bisnis pun sangatlah penting, karena hal ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan dan melanggengkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Masih banyak contoh akhlak Rasulullah SAW yang harus kita tahu dan kita terapkan dalam kehidupan kita.
Akhir kata, masih banyak kekurangan dan hal-hal yang harus penulis perbaiki, dan semoga kita sama-sama bisa terus memperbaiki diri. Semoga tulisan ini bisa menjadi motivator untuk kita semua, memperbaiki diri, dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil dan dari saat ini, dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai sosok rujukan. Semoga sisa hidup kita lebih baik, dan kembali pada-Nya dalam keadaan khusnul khatimah.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar