Cerita lesbian kaum Nabi Luth
yang dimusnahkan Allah Swt karena melakukan dosa besar yaitu
homoseksual. Nabi Luth (1950-1870 SM) adalah anak keponakan Nabi
Ibrahim. Ayahnya bernama Haran (Abaraan) bin Tareh, saudara kandung Nabi
Ibrahim yang kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah
lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Rau
bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dia menikah
dengan seorang gadis bernama Ado. Namun ada juga yang menyebutnya
Walihah. Beliau memiliki dua orang anak perempuan bernama Raitsa dan
Zaghrata.
Cerita lesbian dan gay
berhubungan erat dengan kisah Nabi Luth. Kaum wanitanya terlibat
hubungan seks sesama jenis. Mereka juga dikenal suka berdagang dan
beternak. Jika ada musafir yang masuk ke Kota Sodom dan membawa
barang-barang berharga, maka barang-barang itu akan dirampas. Adapun
bila berani melawan atau menolak menyerahkan hartanya, maka nyawanya
tidak akan selamat. Setelah hartanya dirampas, musafir itu akan
mengalami pelecehan seksual dari penduduk kota.
Cerita tentang
oerilaku lesbian telah mencapai puncak keburukan, sampai-sampai hewan
pun menolaknya. Kebencian dan rasa jijik terhadap orang yang berbuat
zina tidak lebih berat daripada kebencian dan rasa jijik terhadap orang
yang melakukan homoseksual. Sebabnya adalah meskipun zina menyalahi
syariat, akan tetapi zina tidak menyelisihi tabiat yang telah Allah
ciptakan (di antara laki-laki dan perempuan). Sedangkan homoseksual
menyalahi syariat dan tabiat sekaligus.
Cerita Lesbian Kaum Nabi Luth
Sebagian
besar hidup Nabi Luth dihabiskan dengan mengikuti perjalanan bersama
Nabi Ibrahim. Peternakan yang dikelola Nabi Ibrahim dan Luth, di Mesir,
memiliki kemajuan yang sangat pesat. Saat usaha ternak mereka maju
pesat, Nabi Luth dan Nabi Ibrahim akhirnya berpisah karena satu tujuan.
Beliau pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sodom
(Sadum). Perpindahan Nabi Luth ke Kota Sodom bukan tanpa maksud. Allah
SWT sengaja mengutusnya ke sana untuk berdakwah.
Setibanya di kota
itu, Nabi Luth langsung menjalankan dakwahnya dan mengajak para
penduduk Kota Sodom untuk beriman dan percaya kepada Allah SWT dan
menyembah-Nya, serta meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Namun
dakwah Nabi Luth hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
Tetapi dakwah Nabi Luth tetap dilanjutkan. Hingga akhirnya penduduk kota
bereaksi dan meminta Nabi Luth menghentikan aksi dakwahnya.
Cerita
wanita lesbian yang dikategorikan sebagai keruntuhan moral manusia yang
bertujuan kepuasan semata. Putus asa dengan sikap kaum Sodom, Nabi Luth
berdoa kepada Allah agar masyarakat Sodom diberikan pelajaran berupa
azab di dunia, sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Permohonan Nabi Luth pun akhirnya dikabulkan oleh Allah. Dikirimkanlah
kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai lelaki muda yang
berparas tampan dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya.
Para
malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam
perjalanan ke luar kota jangan ada seorang pun dari mereka yang menoleh
ke belakang. Nabi Luth pun keluar dari rumahnya selepas tengah malam.
Dia keluar bersama keluarganya yang terdiri dari seorang isteri dan dua
puterinya. Mereka lalu berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh
ke kanan maupun ke kiri, sesuai dengan petunjuk para malaikat.
Namun
isteri beliau yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak
tega meninggalkan kaum homoseksual. Dia berada di belakang rombongan
Nabi Luth, dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang. Begitu Nabi
Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota, sewaktu fajar
menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat
Sodom, tidak terkecuali isteri Nabi Luth. Getaran tersebut diikuti gempa
bumi dahsyat dan angin kencang, serta hujan batu yang menghancurkan
kaum lesbian, gay dan pelaku homoseksual semuanya. Masyarakat Kota Sodom
pun dimusnahkan. Sebagai peringatan bagi generasi berikutnya, Allah
meninggalkan bekas-bekas keruntuhan Kota Sodom.
Cerita lesbian dan gay kaum Sodom dijelaskan dalam Al-Quran Surah Asy-Syuaraa (160-173) sebagai berikut:
“Kaum
Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth,
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku
adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” katanya.
“Mengapa
kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas,” sambung Nabi Luth.
Dalam surah
yang sama, kaum sodom menjawab dengan tantangan dan ancaman, “Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk
orang-orang yang diusir,” terangnya.
Mendangar ancaman tersebut,
Luth berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.” Dia
lalu berdoa, “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari
(akibat) perbuatan yang mereka kerjakan,” katanya.
Doa Nabi Luth
tersebut didengar Allah dengan menurunkan azab, seperti tercantum dalam
Surah Al-Araaf (80-84). Dalam surah itu juga diungkapkan kenapa istri
Nabi Luth tertinggal dan termasuk orang yang dimusnahkan.
“…dan
(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah
(keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini)
sebelummu?”
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan
nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum
yang melampaui batas,” sambung surah itu. Dilanjutkan dengan jawaban
kaumnya dengan pengusiran.
“Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan
dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya,” jelas-Nya.
Surah
itu ditutup dengan, “..dia (istri Nabi Luth) termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu);
maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.”
Untuk
melengkapi artikel tentang cerita lesbian kaum Nabi Luth, aktivitas
haram homoseksual banyak dijelaskankan di dalam Al-Quran. Orientasi
seksual merujuk kepada reaksi erotik kesan dari fantasi dan keinginan
seksual dengan sesama jenis demi nafsu syetan. Fantasi dan keinginan
seksual setiap individu dapat mudah disesatkan oleh tipu daya syetan,
sehingga memperoleh murka Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar