Hukum berjudi dalam Islam dan Al Quran
sudah jelas diharamkan. Namun masih banyak diminati oleh berbagai
kalangan mulai status ekonomi kelas bawah sampai atas. Semua kalangan
masyarakat tersebut sama-sama menggilai judi online,
togel, taruhan dan sejenisnya. Asyiknya permainan haram tersebut
membuat hampir setiap hari para pelakunya kecanduan. Menyebabkan
seseorang tak lagi berpikir tentang akhirat atau adanya kehidupan lain
yang lebih berkah dan lebih baik. Tidak heran kalau banyak yang
menggadaikan imannya demi uang panas tersebut.
Perjudian dalam
Islam telah jelas dilarang karena merupakan tipu daya syetan yang
terkutuk. Adanya pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala yang terjadi di
dalam kehidupan bukan berarti tanpa sebab. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sewaktu-waktu pikiran seseorang dapat tenggelam kepada rasa tidak
puas dan hendak menyelesaikannya dengan cara yang singkat, tetapi justru
menyimpang dari tuntunan Al Quran. Setiap kali bertambah keterasingan
pada yang diharamkan dan jiwa merasa ingin melakukannya serta banyak
sekali penggoda untuk terjerumus di dalamnya.
Moh Main merupakan ajaran Sunan Ampel untuk meninggalkan maksiat
perjudian dan taruhan. Pengaruh nafsu syahwat berperan besar terhadap
lingkungan sekitar, kekuasaan dan keteguhan iman, karena itulah maka
meninggalkannya sangat berat dan berlepas diri darinya teramat susah.
Jika berhasil menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, maka
bertambah besar pahala yang diperoleh untuk meninggalkan larangan Allah
SWT karena melawan hawa nafsu yang liar.
Dalil pengharaman bermain
judi menurut Islam, disejajarkan dengan minum khamr atau miras/alkohol.
Kedua perbuatan maksiat tersebut tidak hanya dilakukan oleh kaum-kaum
berkantong tebal saja, yang berkantong tipis atau berpenghasilan
pas-pasan pun berpeluang jatuh ke jurang dosa besar. Hanya saja mungkin
berbeda kelas dalam bentuknya. Untuk itulah, perlu solusi berhenti main
judi agar tidak menambah masalah untuk dunia dan akhirat seorang Muslim.
Bahaya main judi bola,
taruhan dan sejenisnya, perlu diketahui agar tidak menyesal di kemudian
hari. Karena kebanyakan mereka akan kecanduan hingga pelakunya
melakukan hutang sana sini dan pada akhirnya jatuh miskin. Waspadai juga
teman yang buruk,
karena kemaksiatan tersebut mudah menular ke orang lain. Apa pun
macamnya bentuk judi, tetap membuat siapapun yang melakukannya akan
merasakan kebahagiaan semu.
Hukum Berjudi dalam Islam dan Al Quran
Sesungguhnya seseorang yang berhenti main judi
demi Allah SWT, maka Dia menggantikan yang lebih baik darinya. Jika
sabar di atas sedikit kesusahan niscaya berubah menjadi kenikmatan.
Sesuai tuntunan Islam, hendaknya orang yang berakal agar bersabar dalam
segala perkara dan melihat akibatnya, bukan mengutamakan kenikmatan
sesaat yang fana di atas kenikmatan akhirat yang abadi.
Perjudian
dan togel terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap Agama Islam.
Biasanya berawal dari ajakan teman yang buruk, coba-coba lalu ketagihan.
Mereka yang menginginkan kebebasan tanpa batas serta kesenangan sesaat
yang berujung kemiskinan. Pengawasan serta pendidikan orangtua juga kian
rendah sehingga menimbulkan efek negatif pada generasi muda. Berikut
adalah hukum berjudi dalam Islam dan Al Quran,
“Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi, katakanlah bahwa pada keduanya
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” (Al-Baqarah: 219)
“Hai
orang–orang yang beriman sesungguhnya arak, judi, berhala dan mengundi
nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kalian dengan khamr dan judi, menghalangi kalian dari mengingat Allah
dan shalat; maka berhentilah kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
(Al Maidah: 90-91)
Untuk melengkapi postingan tentang hukum
berjudi dalam Islam dan Al Quran, ingatlah bahwa syetan senantiasa
mengajak umat manusia untuk masuk neraka. Dan ajakan tersebut dikemas
dalam kenikmatan semu. Intropeksi diri atas amal perbuatan yang merusak
moral dan akhlak mulia merupakan hal terbaik demi hari esok yang lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar