Dalam
bahasa Arab, maaf diungkapkan dengan kata
al-�afwu. Kata al-�afwu, berarti terhapus atau
menghapus. Jadi, memaafkan mengandung pengertian menghapus luka atau
bekas-bekas luka yang terdapat dalam hati. Dengan memaafkan kesalahan orang
lain berarti berhubungan antara mereka yang bermasalah kembali baik dan
harmonis karena luka yang ada di dalam hati mereka, terutama yang memaafkan,
telah sembuh.
Islam
mendorong Muslim untuk memiliki sikap pemaaf. Sifat ini muncul karena keimanan,
ketakwaan, pengetahuan dan wawasan mendalam seorang Muslim tentang Islam.
Seorang Muslim menyadari bahwa sikap pemaaf menguntungkan, terutama mebuat hati
lapang dan tidak dendam terhadap orang yang berbuat salah kepadanya, sehingga
jiwanya menjadi tenang dan tentram. Apabila ia bukan pemaaf, tentu akan menjadi
orang pendendam. Dendam yang tidak terbalas menjadi beban bagi dirinya. Ini
penyakit berbahaya karena selalu membawa kegelisahan dan tekanan negatif bagi
orang yang bersangkutan. Hanya orang-orang bodoh yang tidak memiliki sikap
pemaaf. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman, “Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang baik, serta berpalinglah dari orang-orang yang
bodoh.” (QS 7: 199).
Sikap
pemaaf yang menjadi tradisi Muslim jauh lebih baik dari sedekah yang diberikan
dengan diiringi oleh ucapan atau sikap yang menyakitkan bagi orang yang
menerimanya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman, “Perkataan yang baik dan
pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakikan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyatun.”
(QS 2: 263)
Seorang
Muslim bukan hanya dituntut memberikan maaf. Ia juga diperintahkan berbuat baik
kepada yang pernah berbuat salah kepadanya. Mereka yang mampu berbuat demikian
mendapat kedudukan tinggi, pujian dan pahala yang baik dari Allah Subhanahu wa
Ta�ala. Firman Allah Subhanahu wa
Ta�ala, “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan
yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
(QS 42: 40)
Suka
memberi maaf kepada orang yang berbuat salah merupakan ciri orang bertakwa.
Orang yang demikian akan memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya, meskipun
yang bersalah tidak pernah minta maaf kepadanya. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orasng-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang orang yang
menahan amarahnya dan memmaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan,” (QS 3: 1330134).
Sikap
pemaaf perlu melekat pada diri Mulsim dan menjadikan akhlak karimahnya sebagai
buah iman, takwa dan ibadahnya kepada Allah. Dengan sikap pemaaf, seorang
Muslim di cintai Allah dan disenangi manusia. Dengan sikap pemaaf yang dimiliki
setiap Muslim akan memperkokoh
silaturahim antara sesama kita.
Wallahu a�lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar