kategori-akhlak

Rabu, 11 Desember 2013

Mukmin yang Kuat Lebih Dicintai Allah



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yanglemah dalam setiap amal kebaikan “ (Diriwayatkan oleh Muslim didalam Kitab al-Qadar, bab. Iman lil-Qadari wal-Idz’aan lahu).
Mukmin yang kuat -Lihat didalam Syar Shahih Muslim karya an-Nawawi 13 / 64, 16 / 215- :
Yang dimaksud dengan kuat adalah kehendak jiwa yang kuat dan kesediaan dalam setiap perkara-perkara akhirat,  dengan demikian  seseorang yang memiliki sifat ini akan lebih gagah berani dalam menghadapi musuh dan bergegas disaat keluar dan berangkat untuk menghadapinya. Dan juga mempunyai ‘azimah yang kuat dalam Amar Makruf Nahi Mungkar, dan bersabar dalam setiap gangguan dari setiap amalan itu, dan mampu untuk memikul segala kesulitan dalam pencapaian kepada Dzat Allah ta’ala,lebih bersungguh-sungguh dalam pengerjaan ibadah shalat, puasa, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya, dan lebih bersemangat dalam pencapaiannya dan penjagaannyadan lain sebagainya.
Kekuatan juga dimaksudkan disini adalah kekuatan fisik dan persiapan yang matang sebelumpeperangan dengan mempersiapkan segala macam senjata yang dipergunakan dalam peperangan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Dan kekuatan  inilah yang seharusnya dipersiapkan oleh kaum muslimin baik secara individu perorangan ataukah secara berkelompok dan negara, sebagai bentuk manifestasi perintah Allah ta’ala :
“ Dan kalian persiapkanlah segala kekuatan yang kalian sanggup untuk menghadapi mereka “ (Surah al-Anfal : 60).
Dan itu berlaku dalam amal jihad fi sabilillah, meninggikan kalimat Allah,memerangi mush-musuh mereka, membebaskan tanah kediaman mereka serta membela kebenaran dan kaum yang tertindas.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan sebuah khuthbah pada suatu hari diatas minbar, beliau bersabda :
“ Kalian persiapkanlah segala kekuatan kalian untuk menghadapi mereka., dan ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan melontarkan anak panah “ (Diriwayatkan oleh Muslim didalam Kitab al-Imarah, bab. Fadhlu ar-Ramyu wal-Hatstsu ‘alaihi).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penafsiran dari makna kekuatan dengan kemampuan untuk melontarkan anak panah. Dan pada hadits ini menunjukkan keutamaan melontarkan anak panah dan perlombaan memanah dan perlunya fokus terhadap kemahiran mempergunakannya dengan niat Jihad fi sabilillah ta’ala.  Demikian juga dengan pelatihan-pelatihan kemiliteran dan penggunaan ragam bentuk senjata, perlombaan menunggang kuda dan lain sebagainya. Dan maksud dari semuanya itu tiada lain untuk melatih kesiapan berperang dan latihan serta pengupayaan segala penunjang peperangan dan melatih kesiapan fisik.
Persiapan kekuatan mental dan fisik ini juga dimaksudkan untuk mengentarkan hati musuh-musuh Islam, kaum munafik, orang-oang kafir dan para penghianat, sebagaimana dalam firman Allah ta’ala :
“ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang ( yang dengan persiapan itu ) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkanpada jalan Allah niscayaakan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya ( dirugikan ) “ (Surah al-Anfal : 60).
Oleh karena itu wajib bagi kaum muslimin  untuk senantiasa mempersiapkan kekuatan ini dan dengan semakin menyempurnakannya sehingga akan menggentarkan kekuatan kebatilan dan musuh-musuh Allah dan menanamkan dalam hati sanubari mereka rasa takut, yang akan membuat mereka segan untuk menyerang negeri-negeri Islam  dan tidak terbersit dalam pemikiran mereka untuk berdiri menghadapi cahaya Islam yang menyebar memberi pembebasan bagi setiap kaum manusia di muka bumi dan untuk menegaskan Uluhiyah Allah semata dan merobohkan segala bentuk uluhiyah terhadap hamba-Nya.  Jadi kaum muslimin mereka diperintahkan untuk menjadi orang-orang yang kuat, dan agar mereka memobilisir segala aspek yang akan memberi kekuatan bagi mereka, agar mereka disegani dimuka bumi dan agar kalimat Allah ditinggikan dan kalimat orang-orang kafir menjadi rendah terhinakan, dan pada akhirnya Agama ini hanyalah bagi Allah.
Kesimpulannya, Allah ta’ala mencintai seorang mukmin yang memiliki kekuatan mentalitas dan fisik, yang membuatnya kuat dalam penyebaran Agama-Nya dan dalam jihad fisabilillah, dan ini lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah. Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “ Dan masing-masingnya mempuyai kebaikan “, maknanya bahwa masing-masing mukmin baik yang kuat maupun lemah memiliki kebaikan, karena keduanya konyungtif pada perihal keimanan,  pada sisi pelaksanaan ibadah-ibadah si mukmin lemah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar