Allah
Subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kita untuk saling memberi nasehat
sebagaimana firman Allah dalam kitab-Nya :
“Demi
masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan kerugian yang nyata kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasehati dalam
kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran ( QS Al-asr1-3)
Dan
Allah berfirman : ” Dan aku adalah penasehat yang amanah bagi kalian :” (QS
Al-A’raf : 68).
Demikian
pula dalam banyak hadist Rasulullah Shalallahu A’laihi Wasalam menganjurkan
kepada kaum muslimin untuk saling memberi nasehat. Beliau bersabda :
”
Agama itu nasehat ! kami bertanya :” untuk siapa ? Jawab Nabi : Untuk Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, Kitab-Nya, Rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin dan seluruh
kaum muslimin ” (HR Muslim No. 55, lihat Fathul Bari I/138)
Salah
satu hak sesama muslim adalah apabila ia meminta nasehat kepadamu maka berilah
nasehat kepadanya. Kemudian salah satu bentuk nasehat tersebut adalah
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di tengah-tengah manusia.
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah menjadikannya sebagai salah satu ciri dan keistimewaan
orang beriman. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :”
” Kalian adalah sebaik-baik u mat yang dilahirkan ketengah-tengah manusia, menganjurkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah ” (QS 3 : 10)
” Kalian adalah sebaik-baik u mat yang dilahirkan ketengah-tengah manusia, menganjurkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah ” (QS 3 : 10)
Dalam
ayat lain Allah berfirman :
”
Orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong
bagi yang lainnya karena menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan yang munkar …..( QS At-Taubah : 71)
Rasulullah
Shalallahu A’laihi wasalam telah bersabda dalam haditsnya yang berbunyi :
”
Tiada seorang nabipun yang diutus sebelumku kecuali mempunyai sahabat-sahabat
yang setia mengikuti sunnahnya dengan sebenar-benarnya, kemudian akan datang
setelah mereka generasi yang hanya di perintahkan. Maka siapa yang melawan
mereka dengan kekuatan tangannya maka ia adalah mukmin dan siapa yang membenci
mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin selain itu tidak ada lagi iman
walau seberat biji sawi ” (HR.Muslim No. 50)
Dalam
hadits lain Rasulullah Shalallahu A’laihi Wasalam bersabda:
”
Perumpamaan orang yang tengah menjalakan hukum Allah Shubhanahu Wa Ta’ala dan
orang yang terjerumus didalamnya bagaikan suatu kaum yang mengundi tempat di
atas perahu. Sebagian mendapatkan tempat diatasnya dan sebagian lainnya
dibawah. Yang di bawah apabila membutuhkan air harus naik keatas, maka
berkatalah orang-orang yang diatas :” Kami tidak akan membiarkan kalian naik
kemari karena mengganggu kami”. Maka orang yang di bawahpun berkata :” Lebih
baik, kita lubangi saja tempat kita ini supaya tidak mengganggu orang-orang
diatas !”. Apabila tindakan mereka dibiarkan oleh orang-orang yang diatas pasti
binasalah semua penumpang perahu itu, tetapi jika tindakan itu dicegah maka
selamatlah semua penumpang perahu itu ” (HR Bukhari NO. 2493 dan Ahmad IV/1269
dan 270 dengan sanad Shahih.)
Tentu
saja nasehat amar ma’ruf nahi munkar ini jangan disalah artikan dengan hujatan
dan caci makian. Sebab, seorang mu’min bukanlah seorang tukang cela, tukang
laknat dan suka berkata keji sebagaimana yang tersebut didalam hadits Nabi :
”
Bukanlah orang mu’min itu tukang cela, tukang laknat, pandir dan berkata kotor
“
(HR
Tirmidzi no. 1984, Ahmad I/405 Thabrani dalam Mu’majul Kabir 10/225 no. 1048,
Al Hakin dalam Al-Mustadrak No. 30. dishahihkan oleh Al-Bani dalam Ash-Sahihah
no. 320 dan Shahih Adabul Murfad no. 312)
Dan
juga ini berlawanan dengan maksud nasehat itu sendiri, yaitu agar kembali
kepada kebenaran dan memperbaiki kesalahan dan kekeliruan yang ada. Seorang
muslim yang ikhlas tentu ia akan mencari kebenaran dimana saja di temukan
kebenaran baginya.
Ibarat
barang yang hilang yang selalu dicarinya 1). Jangan sekali kali ia anggap
nasehat saudaranya seagama sebagai satu yang negatif dan di pandang sinis
seperti yang mengatakan : Mengapa harus mencerai beraikan barisan muslimin?
Atau jangan hembuskan perbedaan dan permusuhan ditengah-tengah umat !! atau
yang berkata : “Jangan melempar debu dari luar atau jangan membuar lemah
barisan kaum muslimin”. Dan masih banyak lagi seruan yang lain.
Seruan-seruan
seperti itu justru akan melemahkan kaum muslimin yaitu dengan runtuhya benteng
nasehat yang dimili umat ini dan justru membuat gembira musuh-musuh Islam.
Bukankah dengan nasehat yang penuh kasih sayang, kesabaran dan diatas kebenaran
ummat ini akan tetap terpelihara diatas kebenaran?. Siapakah yang menjamin
dirinya bebas dari kesalahan ?.
Maka janganlah dada kita sesak untuk menerima nasehat tersebut.
Maka janganlah dada kita sesak untuk menerima nasehat tersebut.
Biasakan
diri saat bertemu mengucapkan salam, bersyukur kepada Allah (Alhamdulillah) dan
sama-sama mohon ampun kepada Allah bila ada kekhilafan (Astaghfirullah) dan
saling memaafkan.
Foot
Note :
**1)
Alangkah indahnya kembali kepada kebenaran sehingga dahulu dikatakan:
“Kembali
kepada kebenaran merupakan fadilah dan terus menerus diatas kebathilan
merupakan kehinaan “. Simaklah apa yang dituturkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim
dalam “Madarijus Salikiin” Juz 2 hal.38 : “Kami sangat mencintai Syaikhul Islam
(Ibnu Taimiyah), tetapi kami lebih mencintai kebenaran daripadanya. Dan
ketahuilah semua orang selain Rasululloh dapat diambil perkataannya dan
ditinggalkan kesesatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar