Ketika
manusia telah menjadikan Allah swt sebagai Tuhannya, maka salah satu yang harus
ditunjukkannya adalah mencintai-Nya melebihi kecintaan kepada apapun dan siapapun
juga. Karena itu, kecintaan yang sama antara cinta kepada Allah dengan selain
Allah tidak bisa dibenarkan dalam pandangan iman, Allah swt berfirman:
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS 2:165).
Katakanlah:
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannya
dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
pada Allah, Rasul-Nya dan (dari) berjijhad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik (QS 9:24).
Ada
banyak tanda yang harus kita tunjukkan sebagai bukti bahwa kita cinta kepada
Allah swt.
1.
BANYAK BERDZIKIR.
Secara
harfiyah, dzikir artinya mengingat, menyebut, menuturkan, menjaga, mengerti dan
perbuatan baik. orang yang berdzikir kepada Allah Swt berarti orang yang ingat
kepada Allah Swt yang membuatnya tidak akan menyimpang dari
ketentuan-ketentuan-Nya. Ini berarti dzikir itu bukan sekedar menyebut nama
Allah, tapi juga menghadirkannya ke dalam jiwa sehingga selalu bersama-Nya yang
membuat kita menjadi terikat kepada ketentuan-ketentuan-Nya.
Bagi
seorang muslim, berdzikir merupakan hal yang amat penting, karenanya
satu-satunya perintah Allah Swt yang menggunakan kata katsira (banyak) adalah
perintah dzikir kepada-Nya sebagaimana firman Allah Swt: Hai orang yang
beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya (QS
33:41).
Untuk
menggambarkan betapa penting dzikir bagi seorang muslim, Rasulullah Saw sampai
mengumpamakannya antara orang yang hidup dengan orang yang mati, ini berarti
dzikir itu akan menghidupkan jiwa seorang muslim, Rasulullah Saw bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَيَذْكُرُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Perumpamaan
orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir seperti
orang hidup dan orang mati (HR. Bukhari).
2.
MENGAGUMI.
Orang
yang cinta kepada Allah swt akan kagum terhadap kebesaran dan kekuasaan-Nya,
karenanya ia akan selalu memuji-Nya dalam berbagai kersempatan sebagaimana yang
tercermin pada firman Allah swt: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS
1:2)
Kekagumannya
kepada Allah swt tidak akan membuat kekagumannya kepada selain-Nya melebihi
kekagumannya kepada Allah swt meskipun mereka mencapai kelebihan dan kekuasaan
yang besar karena semua itu memang tidak akan bisa menccapai kebesaran dan
kekuasaan Allah, bahkan semua itu sangat kecil dimata Allah swt.
3.
RIDHA
Orang
yang cinta berarti ridha dengan yang dicintainya, karena itu bila seseorang
cinta kepada Allah swt, maka iapun ridha kepada segala ketentuan-ketentuan-Nya
sehingga bila ia diatur dengan ketentuan Allah swt, maka ia tidak akan mencari
aturan lain, karena hal itu hanya membuat ia menjadi tidak pantas menjadi
seorang mukmin sebagaimana firman-Nya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang
mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata (QS 33:36).
4.
BERKORBAN
Tiada
cinta tanpa pengorbanan, begitu pula halnya dengan cinta kepada Allah swt yang
harus ditunjukkan dengan pengorbanan di jalan-Nya. Dalam hal apapun, manusia
harus berkorban dengan segala yang dimilikinya. Orang yang bercinta pasti
dituntut berkorban dengan apa yang dimilikinya. Orang yang memiliki hobi atau
kegemaran harus berkorban untuk bisa menyalurkan apa yang menjadi kegemarannya
itu. Orang yang berjuang di jalan yang bathilpun berkorban dengan harta bahkan
jiwanya. Abu Jahal, Abu Lahab dan tokoh-tokoh kafir lainnya berkorban dengan
harta dan jiwa mereka. Orang-orang munafik untuk maksud kemunafikannya juga
berkorban dengan apa yang mereka miliki, meskipun pengorbanan mereka hanya akan
menimbulkan penyesalan bagi mereka, Allah Swt berfirman: Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang)
dari jalan Allah. Mereka akan menafkah harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka jahannamlah orang-orang
kafir itu dikumpulkan (QS 8:36).
Bila
mereka yang berjuang di jalan yang bathil saja mau berkorban, apalagi dalam
perjuangan di jalan yang haq. Karena itu sifat pejuang sejati adalah mau
berkorban dengan harta dan jiwanya, dan cinta kepada Allah swt berarti harus
berkorban di jalan-Nya, ini merupakan kunci untuk mendapatkan surga-Nya, Allah
Swt berfirman: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (QS 9:111).
5.
TAKUT
Salah
satu sikap yang harus kita miliki sebagai tanda cinta kepada Allah swt adalah
rasa takut kepada-Nya. Takut kepada Allah bukanlah seperti kita takut kepada
binatang buas yang menyebabkan kita harus menjauhinya, tapi takut kepada Allah
Swt adalah takut kepada murka, siksa dan azab-Nya sehingga hal-hal yang bisa
mendatangkan murka, siksa dan azab Allah Swt harus kita jauhi. Sedangkan Allah
Swt sendiri harus kita dekati, inilah yang disebut dengan taqarrub ilallah
(mendekatkan diri kepada Allah). Ada banyak ayat yang membicarakan tentang
takut kepada Allah dan perintah Allah kepada kita untuk memiliki sifat
tersebut, satu diantara ayat itu adalah firman Allah Swt: Orang-orang yang
menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa
takut kepada seseorangpun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
pembuat perhitungan (QS. 33:39).
Adanya
rasa takut kepada Allah Swt, membuat kita tidak berani melanggar segala
ketentuan-Nya. Yang diperintah kita kerjakan dan yang dilarang kita tinggalkan.
Sementara kalau seseorang telah melakukan kesalahan dan ada jenis hukuman dalam
kesalahan itu, maka orang yang takut kepada Allah tidak perlu ditangkap dan
diperiksa, tapi dia akan membeberkan sendiri kesalahannya itu lalu minta
dihukum di dunia ini, sebab dia merasa lebih baik dihukum di dunia daripada di
akhirat nanti yang lebih dahsyat. Takut kepada Allah memang membuat seseorang
akan memperbanyak amal sholeh dalam hidup di dunia ini, Allah Swt berfirman:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim
dan orang-orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberikan makan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan
dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhya kami takut akan
(azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari itu) orang-orang bermuka masam
penuh kesulitan (QS. 76:8-10).
6.
RAJA’ (BERHARAP)
Cinta
kepada Allah swt juga membuat seseorang selalu berharap kepada-Nya, yakni
berharap mendapatkan rahmat, cinta, ridha dan perjumpaan dengan-Nya yang
membuat ia akan selalu meneladani Rasulullah saw dalam kehidupannya di dunia
ini, Allah swt berfirman: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS 33:21).
7.
TAAT.
Ketaatan
kepada Allah merupakan sesuatu yang bersifat mutlak, karenanya manusia tidak
bisa mencapai kemuliaan tanpa ketaatan, untuk itu jangan sampai manusia mendahului
ketentuan Allah Swt atau mengabaikan-Nya, Allah berfirman: Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 49:1).
Kunci
kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada Allah dan rasul-Nya,
karena itu dengan sebab para sahabat ingin menjaga citra kemuliaanya, maka
mereka contohkan kepada kita ketaatan yang luar biasa kepada apa yang
ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Rasul sama kedudukannya dengan
taat kepada Allah, karena itu bila manusia tidak mau taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah memberikan jaminan pemeliharaan
dari azab dan siksa Allah Swt, di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman:
Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara
bagi mereka (QS 4:80).
Manakala
seorang muslim telah mencintai Allah swt, maka ia akan memperoleh kecintaan
dari-Nya, ini akan membuatnya bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar