Ibnul
Qoyyim rahimahullah berkata, “Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih
mengumpulkan sifat-sifat tersebut dari pada Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah (yaitu
memafkan dan berbuat ihsan kepada orang lain). Sebagian sahabat senior Ibnu
Taimiyyah berkata,
وَدِدْتُ أَنِّي لأَصْحَابِي مِثْلُهُ لأَعْدِائِهِ وَخُصُوْمِهِ
“Aku
sangat berharap sikapku kepada sahabat-sahabatku sebagaimana sikap Ibnu
Taimiyyah kepada musuh-musuh beliau”
Aku
tidak pernah melihatnya mendoakan kejelekan kepada seorangpun dari musuh-musuhnya,
bahkan beliau mendoakan mereka. Suatu hari aku mendatangi beliau member kabar
gembira tentang meninggalnya musuh besarnya dan yang paling keras menentang dan
menyakiti Ibnu Taimiyyah, maka beliaupun membentak aku dan mengingkari sikapku
dan mengucapkan inaa lillahi wa inaa ilaihi rooji’uun. Lalu beliapun segera
pergi menuju rumah keluarga musuhnya yang meninggal tersebut menyatkan turut
berduka cita dan menghibur mereka dan berkata : “Sesungguhnya aku menggantikan
posisinya bagi kalian. Karenanya jika kalian membutuhkan sesuatu dan bantuan
maka aku akan membantu kalian” atau semisal perkataan ini, maka merekapun
gembira dan mendoakan Ibnu Taimiyyah dan mereka menganggap ini perkara yang
besar dari Ibnu Taimiyyah” (Lihat perkataan Ibnul Qoyyim ini di kitab beliau
Madaarij As-Saalikiin 3/139-140)
Lihatlah
bagaimana lapangnya hati Ibnu Taimiyyah, musuh besarnya yang sangat menentang
dan paling menyakiti beliau tatkala meninggal maka Ibnu Taimiyyah segera
menghibur keluarganya yang ditinggalkan. Bahkan Ibnu Taimiyyah membentak Ibnul
Qoyyim yang bergembira dengan kematian musuhnya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar