Suatu kisah
yang sangat bagus dikisahkan oleh Al Hasan Al Bashri. Sungguh sangat menyentuh.
Banyak pelajaran berharga dapat kita gali dari kisah berikut ini. Semoga
bermanfaat.
Al Hasan Al
Bashri berkata, “Ada seorang pria meninggal
dunia lalu meninggalkan seorang anak dan seorang
budak. Dia pun berwasiat menyerahkan budak tersebut pada anaknya. Bekas budak
tadi memang sangat giat merawat anak dari tuannya. Akhirnya anak tersebut
menyukai budak tadi dan dia pun menikahinya.
(Suatu saat), anaknya berkata pada budaknya, “Siapkan aku untuk mencari ilmu“. Budaknya lalu menyiapkannya. Dia lalu mendatangi seorang yang alim dan bertanya padanya.
(Suatu saat), anaknya berkata pada budaknya, “Siapkan aku untuk mencari ilmu“. Budaknya lalu menyiapkannya. Dia lalu mendatangi seorang yang alim dan bertanya padanya.
Orang alim itu
lalu berkata padanya, “Jika engkau akan berangkat maka beritahulah aku,
engkau akan kuajari.” Anak itu berkata, “Saya akan berangkat, ajarilah
aku“.
Alim itu menasehatkan padanya,
Alim itu menasehatkan padanya,
اتق الله، واصبر ولا تستعجل
“Bertakwalah
kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu – buru“.
Al Hasan Al
Bashri berkata,
في هذا الخير كله
“Dalam
nasehat alim di atas ada seluruh kebaikan“.
Anak itu hampir
tidak pernah melupakan tiga nasehat dari alim tersebut.
Ketika dia
pulang menemui keluarganya lalu memasuki rumah, ternyata ada seorang pria yang
tidur bersitirahat di samping seorang wanita. Wanita itu pun ikut tidur! Anak
itu berkata, “Saya tidak sabar menunggu untuk membunuhnya“. Dia lalu
kembali ke kendaraannya mengambil pedang. Ketika akan
mengambil pedang, dia teringat nasehat alim tadi, “Bertakwalah
kepada Allah , sabarlah, dan jangan engkau terburu –
buru“. Dia lalu kembali ke rumah itu. Ketika dia berada di dekat kepala
orang itu, dia tidak sabar, lalu dia kembali lagi ke kendaraannya. Ketika akan
mengambil pedangnya, dia pun mengingat nasehat alim tadi. Dia lalu kembali pada
orang itu. Ketika dia berada di kepalanya, orang itu lantas bangun. Ketika
orang itu melihatnya dia langsung dirangkulnya dan diciumnya. Lelaki itu lalu
bertanya padanya, “Apa yang kau lakukan ketika meninggalkanku?” Anak itu
menjawab, “Kudapatkan kebaikan yang sangat banyak setelah meninggalkanmu.
Setelah meninggalkanmu, aku berjalan di antara pedang dan kepalamu sebanyak
tiga kali, namun ilmu telah menghalangiku dari membunuhmu“. (Diriwayatkan
oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod Bab 266. Hasan secara sanad)
Catatan: Dijelaskan dalam Syarh Shohih Adabil Mufrod (Husein
Al ‘Uwaisyah, 2/230) bahwa bekas budak tadi dengan pria di sampingnya adalah
masih mahrom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar